Monday, December 28, 2009
Tukang Sayur Keliling
Seperti halnya kebanyakan profesi di ibu Kota Jakarta, banyak orang kebanyakan bersaudara satu sama lain yang berprofesi sama. Tendensi ini banyak terlihat diberbagai profesi, misalnya tukang pemungut kardus biasanya bersaudara dan mempunyai area tertentu dengan pembagian jam kerja diantara mereka. Bisa juga pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan turun menurun kepada anak dan cucu atau keponakan. Salah satu pekerjaan dalam satu keluarga atau paling tidak berasal dari kampung sama yakni pekerjaan Tukang Sayur Keliling.
Ada beberapa tukang sayur yg berkeliling dalam perumahan kami, semakin modern saat ini mereka menggunakan mobil bak terbuka dengan modifikasi sesuai kebutuhan, walaupun jumlah yg menggunakan mobil belum terlalu banyak dibandingkan yg bergaya konvensional.
Salah satu tukang sayur keliling langganan saya di gang rumah saya bernama pak Sutarjo berusia 50 tahun atau panggilan akrab dan memudahkan kami ibu2 yang berbelanja atau nama ngetop nya adalah Keriting, entah karena gampang diingat atau karena langsung mengenali rambutnya yang keriting. Sang bapak beranak dua ini sudah berjualan sayur keliling sejak tahun 1985. Tentunya yg djiual tidak melulu sayuran belaka, yg dibawanya dengan gerobak yg berasal dari sebuah becak yg dimodifikasi sehingga cukup untuk menampung dan memudahkan membawa barang jualan kebutuhan dapur rumah tangga. Jenis barang jualan nya termasuk lengkap mulai dari berbagai jenis sayuran, aneka bumbu dapur segar ataupun siap saji, bumbu masak dan juga berbagai mie kering instant, aneka ikan segar dan sedikit ikan asin, termasuk beberapa ayam utuh segar terdapat didalam gerobaknya.
Jujur buat saya, seorang ibu rumah tangga biasa, tukang sayur keliling ini sangat membantu saya selain sering diberi saran untuk masak apa hari itu selain tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi tidak perlu pergi ke pasar. Walaupun terkadang kesal juga tidak menemui bahan masakan yg dicari padahal bahan2 lain sudah siap dimasak tetapi karena kekurangan semisal daun pisang untuk membuat pepes, menjadi halangan buat saya karena tidak dibawakan daun pisang oleh pak tukang sayur keliling. Karena bahan masakan sudah ada didepan rumah, tentu saja pak tukang sayur merasa sah2 saja menaikkan harga barang jualannya. Walaupun terkadang sesekali saya merasa perlu menawar harga yg diberikan tersebut, karena merasa harga tersebut kadang terlalu tinggi dibanding harga pasaran.
Selain dapat memesan bahan masakan tertentu yang tidak sehari-hari dibawa didalam gerobaknya seperti santan kelapa segar dan daging sapi, Keriting juga dapat diandalkan melalui jalur telekomunikasi yg saat ini sedang booming hingga ke akar rumput, sehingga tak heran pak keriting sedang asyik mengobrol menerima pesanan melalui telepon genggam ataupun membaca berita singkat. Cuma ya itu, dia ga bisa bales sms ibu2, Cuma bisa baca, dan terkadang menimbulkan kesulitan saat dia tidak bisa memenuhi salah satu jenis pesanan, sedangkan dia tidak memberitahu kami, yah berarti menambah kerjaan tetap kita harus pergi kepasar untuk mencari kekurangan tersebut. Pagi hari jam 5:30 sudah siap dia didepan salah seorang tetangga di gang kami, dia berkeliling sepanjang gang tersebut memanggil ibu2 yg biasa memerlukan keperluan membuat masakan. Sebelumnya barang dagangan disiapkan sejak jam 3 beliau sudah berada di Pasar Klender Jakarta Timur berbelanja dan kemudian membagi2 hasil pembelian tsb dalam bentuk eceran seperti cabe merah besar sebungkus plastik yg berisi 5 buah saja dibandrol Rp 2.000,- yg dikerjakannya di dekat pos satpam depan perumahan kami tinggal. Terkadang apabila ada barang/sayur yg tidak laku terjual, berarti apabila masih bisa dijajakan keesokan harinya syukur alhamdulillah, bila tidak pak keriting akan memasaknya untuk dirinya.
Tukang sayur langganan kami ini sangat ramah dan penuh perhatian, dengan menunjukkan barang2 segar dan memberi ide untuk masak apa hari ini. Selain itu beliau sepertinya tahu semua mengenai cerita2 seru tentang kejadian yang terjadi di dalam kompleks perumahan kami. Seperti ada cerita tentang kemalingan ataupun berita duka dan rumah yg ketempatan acara pernikahan. Kronologis yg menempati rumah2 tertentu pun dia bisa tahu cerita awalnya. Tidak sampai disitu saja, beberapa pembantu atau ibu2 yg bertemu ditempat tukang sayur kadang bisa curhat kepada pak tukang sayur dan beliau sebisanya memberikan masukan atau nasehat kepada orang tersebut. Dia selalu penuh perhatian terhadap apa yg dia dengar dari kami juga menjadi pendengar setia kami saat kami menumpahkan kekesalan tentang harga2 yg melonjak naik.
Kejadian dinihari saya merasa diganggu oleh ‘mahluk dunia lain’pun tak ayal saya bagi cerita tersebut kepada pak Keriting, dia dengan ciri khasnya menambahi serta menenangkan bahwa hal tersebut lumrah karena malam itu adalah malam 10 suro. Lho apa hubungannya, ah paling tidak saya merasa lega bisa bercerita kejadian aneh tersebut mengingat saya ga mau ganggu telpon ke suami yg malam itu sedang bertugas di kantornya.
Kejadian2 yang dialami tukang sayur langganan kami inipun sering juga diceritakan kepada kami, seperti bagaimana sulitnya dia untuk mengganti gerobak kesayangannya yang tiba2 ngambek untuk dikayuh, dan tentunya tidak sedikit biaya yg diperlukan untuk membetulkan atau mengganti gerobak tua tersebut. Saya pun baru mengerti bahwa gerobak tersebut berasal dari sebuah becak yang dimodifikasi yang berarti bahwa harga sebuah becak ditambah harga tambahan untuk mengelas modifikasi bagian atas tempat menaruh barang2 dagangannya ditambah keranjang2 plastik yg tertata apik dan mudah dilihat dan diambil oleh pelanggan.
Keriting mengontrak rumah bersama-sama teman seperjuangannya dari kampung yg sama, meninggalkan anak2 dan istri di Pekalongan. Hingga tak pelak saya terkadang kebingungan saat pak Keriting harus pulang ke kampung halamannya untuk keperluan tertentu. Walaupun ada pengganti dia untuk berjualan di gang kami, tetap saja kami lebih merasa nyaman dan familiar dengan pak Keriting dan gerobaknya. Ibu2 di gang kami tersebut sangat ringan tangan membantu kepada pak keriting terlebih saat menjelang lebaran, dengan senyum riangnya dengan senang hati dia menerima bingkisan lebaran ataupun hadiah dalam bentuk amplop dari para ibu-ibu. Ternyata sangat menyenangkan saling membutuhkan dalam kehidupan dan tentunya dijalankan dengan ikhlas. Terimalah tanda terima kasih kami yang tak seberapa itu. Selamat berkarya pak Sutarjo!
Wednesday, November 18, 2009
Preeklampsia
From: Nuringtyas Budiharjanti
Subject: Re: [f&f] [Share] Preklampsia
To: "L Hanoum"
Thanx ya mba...udah mau sharing. Jadi kuncinya: terus berdoa & keep positive thinking ya...
--------------------------------------------------------------------------------
From: L Hanoum
To: Nuringtyas Budiharjanti
Sent: Mon, November 16, 2009 3:18:49 PM
Subject: Re: [f&f] [Share] Preklampsia
dear tyas, salam kenal juga....
aq ga tau apa tadi udah kekirim ato belum balesan email ini... duh lagi error nih yahoo nya... hehehe nyalahin yahoo emang enak ...
kehamilan kedua aku berusia 35 tahun, trus kehamilan ketiga aku usia 36 tahun, emang sih menurut dokter udah RESTI resiko tinggi usia kehamilan, tapi kepengen punya anak karena ini pernikahan kedua, ingin banget punya keturunan dari suamiku ini... dibela2 in dech:-)
jangan ada perasaan ragu, yakin krn ALLAH, semoga ridho Allah merestui kehamilan ini... gitu dech...
semoga membantu... keep contact yaa
--- On Fri, 11/13/09, Nuringtyas Budiharjanti wrote:
From: Nuringtyas Budiharjanti
Subject: Re: [f&f] [Share] Preklampsia
To: "L Hanoum"
Date: Friday, November 13, 2009, 9:58 AM
Mba Hanoum, salam kenal, dari dulu pengen bgt kirim email, baru sekarang sempetnya. Seneng bgt ketemu temen yg senasib. Aku kena preklamsia pd kehamilan anakku yg ke-2 kemarin januari. Usia kandungan 5 bulan, terpaksa direlakan utk operasi caesar krn tekanan darah udah 200. Aku sedih bgt krn udah lama nunggunya (6 thn). Setelah itu aku dirawat 2 minggu krn kejang2 dan ada penggumpalan darah di otak. Efeknya sekarang aku gampang bgt pusing dan gak kuat baca buku tebal2.
Mba, boleh aku nanya gak? Mba usianya brp waktu kehamilan ke-2 dan ke-3? Apakah di usiaku ke-34 sekarang aku masih berani hamil gak ya..? Pengen nambah 1 anak lagi, tapi takut hamilnya kaya kmrn, mana umur udah mendekati 35 lagi..?
Thanx ya mba, kalo mau sharing..
Salam kenal,
Tyas
--------------------------------------------------------------------------------
From: L Hanoum
To: femina-friends@yahoogroups.com
Sent: Sat, October 3, 2009 5:06:38 PM
Subject: Re: [f&f] [Share] Preklampsia
dear moderator please posting my email
thx
saya coba mau berbagi pengalaman yg sama, walopun dokter kandungan bilang akan terulang sekian persen (maap lupa tepatnya) ternyata 3 kali hamil 3 kali ngalami preeklampsia ini.
Kehamilan pertama merupakan mukjizat Allah pada ku, walo sempat pingsan saat mau melahirkan dan dibawa pergi dengan berpakaian putih2 diajak pergi ke Mekkah, Subhanallah. .. indah sekali sekaligus bertalbiyah. Sadar saat mendengar tangisan bayi. Saat itu file kehamilan aku di rumah sakit di lain negara, mau melahirkan di jakarta, tetapi malah melahirkan di ... bangkok! mereka tidak tau riwayat kehamilan yg preeklampsia, sempet dirawat inap RS saat usia kandungan 5 bln an. Temen2 ku yg dokter bilang, wah ini mah mukjizat bisa melahirkan secara normal, walopun kurang bulan dan berat badan bayi kurang.
Kehamilan kedua aku lalai karena bedanya 10 tahun dr yg pertama, terjadi lah, aku harus mengalami darah tinggi dan muntah2, usia kandungan hanya 5,5 bulan dan baru aja pulang dari periksa bulanan dokter kandungan, aku ga bisa tidur dan muntah2 lalu dibw ke RS Mitra Bekasi karena kurang lengkap peralatannya, aku dibawa dengan ambulans ke UGD RS Ciptomangunkusumo, tensi 180 /150 mmhg
selama 3 hari dikasih infus induksi supaya bisa melahirkan cepat, tak lupa dibuat jalan lahir, yg rasanya ga kerasa sakitnya karena pikiran sudah menyerah duluan mengingat bayiku akan dibuang.... rasa sedih mengurangi rasa sakit. di ruang UGD sempat2nya saya juga mengingatkan para ibu yg sedang bermasalah tersebut supaya sabar, karena bayi mereka bisa dilahirkan walopun masing2 punya kendala, tetapi paling tidak masih bisa pulang membawa bayi, sedangkan saya?
Karena belum juga ada tanda2 melahirkan, saya pun semakin giat berdoa memohon ampunan dan kemudahan pada NYA, semoga saya bisa melahirkan secara normal, Tepat bersamaan hari lahir anak pertama saya 5 desember, setelah azan subuh berkumandang, lahirlah putri kami yg cantik berbentuk sempurna, yg saya hanya sempat mengelus pipinya seraya berkata dalam hati : maafkan mama ya nak....
Efek dari kedua hal tersebut saya mempunyai ginjal yg tidak terlalu baik, alhamdulillah ga pernah terasa sakit, tetapi harus tetap waspada. Mata seperti berkabut ada noktah hitam mengikuti gerak mataku, sekarang sudah lumayan tidak menganggu.
Karena ingin punya momongan lagi, saya jalankan kehamilan yang sehat, makan yg benar dan sehat, diuapayakan tanpa stress atau rasa kawatir berlebihan.
sepertinya kuncinya pasrah pada Allah, hidup sehat dan sabar. saya kebanyakan makan rebus2an or serba kukus, kalau perlu tanpa garam sama sekali. sewaktu gadis saya penderita darah rendah, setelah kehamilan darah tinggi menjadi menetap, mau tidak mau pola makan harus berubah, teliti dr apa yg dimakan, kira2 apa yg mencetus adanya darah tinggi tersebut. kalo saya perhatikan saya harus kurangi daging merah (pecinta rendang!)dan garam termasuk juga jeroan (termasuk limpa padang dan goreng kering paru) dan kacang mete + emping. Rajin periksa kehamilan ke dokter, sehingga pas terlihat tensi sudah melambung tinggi cepat diambil tindakan. Kehamilan 8 bulan langsung rawat inap di RS YPK di menteng dan direncanakan operasi caesar keesokan harinya.
Alhamdulillah bayi laki2 kami lahir, walopun tetap berat badan lahir kurang, kami sangat bersyukur diberi kepercayaan Allah memiliki anak lagi. semoga pengalaman ini berguna, amin
--- On Wed, 9/30/09, Miss Looking wrote:
From: Miss Looking
Subject: [f&f] [Share] Preklampsia
To: femina-friends@ yahoogroups. com
Date: Wednesday, September 30, 2009, 12:03 AM
Iya aku jg ngalamin bln April lalu....
Di usia kandungan 30 minggu aku "terpaksa" hr melahirkan scr prematur. Krn saat itu tekanan darah aku tinggi skali (mencapai 225/142 pd saat msk UGD).
Unfortunately, mungkin emang blm rezeki aku bwt punya anak, my baby girl meninggal 3 hr stlah dilahirkan.
Efeknya msh aku rasa'in smp skr. Jantung ku terganggu (detak jantung ku cepat bgt) & ginjal ku jg bermasalah (dibilang ada kebocoran gt...).
Aku pernah jd orang yg agk2 hilang memory. Berat badan ku turun drastis smp 10 kg (bener2 dah ky junkies...). Pandangan jg kabur..
Tp dibalik kejadian itu pastinya aku msh bersyukur bhw Tuhan msh kasih kesempatan utk aku hidup.
Moga2 Tuhan msh kasih kesempatan bwt aku utk punya momongan kembali di saat aku sdh lbh siap...AMIN.
VIETHA
--- On Sun, 9/27/09, okky faramita wrote:
From: okky faramita
Subject: Bls: [f&f] [Info] Preklampsia
To: femina-friends@ yahoogroups. com
Date: Sunday, September 27, 2009, 9:21 PM
aku jg ngalamin mba.... malah aku sampai kejang2 dan gak sadarkan diri
saat itu jg aku langsung di operasi caesar, anakku lahir dgn berat hny 2.5kg
pas udh sadar pandangan mataku buram dan aku sempet ga ngenalin temen2ku sendiri trus aku selalu nanyain jam (kata orang tuaku org yg mau meninggal selalu nanyain jam..hiiiiiiiii)
mukjizat Allah....... ....syukur alhamdulillah, aku msh diksh kesempatan utk hidup, utk melihat anakku tumbuh =)
cheers
okky faramita
--- Pada Kam, 10/9/09, ivana.oktavia@ yahoo.com menulis:
Dari: ivana.oktavia@ yahoo.com
Judul: [f&f] [Info] Preklampsia
Kepada: "Femina"
Tanggal: Kamis, 10 September, 2009, 5:26 PM
Mba,
Pre-eklampsia itu keracunan kehamilan.Aku juga ngalamin,2 kehamilanku begitu semua.Bahkan yg pertama cukup parah,tapi Puji Tuhan,kedua anakku lahir. Sehat2,meski harus dilahirkan caesar.
Cheers,
Ivana
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
--------------------------------------------------------------------------------
From: evrodina alley
Date: Wed, 9 Sep 2009 07:43:42 -0700 (PDT)
To:
Subject: [f&f] [Tanya] Preklampsia
Halo Mbak Tyas,
Preeklampsia itu apa pula ya?
--------------------------------------------------------------------------------
From: Nuringtyas Budiharjanti
To: femina-friends@ yahoogroups. com
Sent: Friday, September 4, 2009 10:49:31 PM
Subject: Re: [f&f] {Share} Pengobatan TORCH
Mba Andina, terus terang aku sampe nangis baca kisah mba. Aku jadi inget bl.januari yll dimana aku harus dg amat sangat terpaksa 'terminate the pregnancy' atau dg kata lain mengugurkan bayiku yg udah berumur 5 bln di kandungan krn aku kena preeklampsia. Tindakan tsb diambil utk menyelamatkan jiwaku.Kasian anakku, harus berkorban utk ibunya. Dia sempat hidup selama 5 menit sblm akhirnya pelan2 menghembuskan nafas terakhirnya (kata dokter yg mengoperasi aku). Bayi perempuan cantik yg sudah lama ditunggu2 (6 thn kita tunggu), hidungnya mancung & berkulit putih. Sampai sekarang aku selalu ingat dg alm.bayiku itu.
Selamat mba, udah menyelamatkan Kinanthi. Semoga aku masih diberi kepercayaan oleh Sang Pemberi Hidup utk menimang bayi lagi.
Salam,
Tyas
--------------------------------------------------------------------------------
From: "buble_iki@yahoo. com"
To: "femina-friends@ yahoogroups. com"
Sent: Friday, September 4, 2009 5:30:17 AM
Subject: RE: [f&f] {Share} Pengobatan TORCH
Mba andina,
Sya sangt terharu sekali dgn pengalaman mba utuk tetap mempertahankan si kecil smpai lahir dgn selamat, mudah2n pengalaman mba dpt mnjadi inspirasi bagi ibu2 yg lain.
Salam sayang utuk KINANTHI
Y A N I
-----Original Message-----
From: and_margie
Sent: 02-09-2009 08.54.08
To: femina-friends@ yahoogroups. com
Subject: [f&f] Re: {Share} Pengobatan TORCH
Saya share pengalaman saya ya
Setelah ketahuan positif hamil, dokter menyarankan saya untuk tes TORCH. sampai 2 kali tes di 2 lab yang berbeda, hasilnya kadar rubella saya tinggi.
saya nggak tahu dari mana asalnya virus itu (saya tidak memelihara hewan), dan dokter bilang bisa dari mana saja karena penularannya lewat udara. dan dokter itu pun langsung memberi saya rekomendasi untuk menggugurkan kandungan.
saya berusaha menutup telinga dari semua komentar dan menutup mata dari semua artikel yang berkata bahwa anak saya akan lahir cacat atau mengalami keterbelakangan mental akibat TORCH.
tapi semua itu tidak saya hiraukan, karena bagi saya, mati dan hidup itu sepenuhnya kuasa Tuhan.
saat itu juga saya mencari dokter kandungan baru, dan oleh teman saya direkomendasikan ke RS Sam Marie di Wijaya, Jaksel.
Saya ditangani dengan sangat baik oleh Dr. Teuku Jacob, bahkan ketika saat itu jumlah virus yang ada semakin besar dan bukan cuma rubella yang sedang menyerang bayi saya, tapi juga CMV (yg termasuk dlm TORCH).
Pertama kali bertemu Dr Jacob, beliau hanya berkata, "saya bukan Tuhan, saya tidak punya kuasa untuk mengambil anakmu.
saya akan berusaha keras untuk membantu kamu, asal kamu juga berjuang."
Menurut beliau, virus TORCH bisa dengan mudah tertular akibat kontak udara dengan penderita. terutama jika kita menumpang kendaraan umum, sering berada di tempat yang banyak orang, penularannya seperti penularan flu.
Beliau memberi saya obat-obatan antivirus dan vitamin dan nasihat yang baik sampai bulan ke-8 kehamilan saya.
memang secara finansial, biaya yang harus saya keluarkan untuk konsultasi, lab, dan obat bisa dibilang mahal. tapi nyawa anak saya tidak terbayar oleh seberapa pun besarnya uang yang saya punya.
Saat itu saya juga mengalami lemah rahim, jamur dalam organ reproduksi, dan beberapa penyakit lain akibat faktor kelelahan yang saya alami selama masa kehamilan. dalam kondisi normal, seharusnya anak saya sudah gugur dengan sendirinya. dan saya sempat berada dalam titik putus asa yang paling kelam, merasa tubuh saya bukanlah "rumah" yang baik untuk jabang bayi.
Karena perjalanan yang sangat jauh yang saya tempuh ke Sam Marie (rumah saya di Bekasi), saya putuskan untuk pamit ke beliau dan pindah ke RS bersalin dekat rumah.
Dokter baru saya juga mendukung saya untuk memertahankan hak hidup anak saya sebaik mungkin. Saya pun sudah memersiapkan mental saya untuk menerima kondisi anak saya apa ada.
Persalinan berlangsung dengan operasi caesar, karena jabang bayinya tidak mau keluar, dan tidak menimbulkan kontraksi atau rasa mulas sedikitpun sampai melebihi tenggat waktu melahirkan (kata orang itu tanda terima kasih anak saya kepada ibunya yang memberinya kesempatan untuk terus hidup, saya amini perkataan itu)
Dan saat ini, beberapa hari yang lalu, anak saya, Kinanthi, genap berusia 2.5 tahun, sehat, normal, ceria, sangat mengerti kondisi mamanya yang tidak bisa menemaninya setiap saat karena harus ikut mencari nafkah, dan ia sudah bergabung di kelas prasekolah bersama teman2 sebayanya.
Pengalaman saya ini telah menampar semua orang yang meragukan kondisi bayi saya, termasuk seorang sanak saudara yang juga seorang pemimpin agama, yang menasihati saya dan suami untuk menggugurkan kandungan saya.
Pelajaran hidup buat saya: manusia boleh berkomentar tentang apa pun juga, tetapi kehidupan dan kematian manusia mutlak adalah urusan Tuhan. percayalah hanya kepada sang Pemberi hidup.
Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah Tuhan
semoga bermanfaat,
Andina
--- In femina-friends@ yahoogroups. com, Andri ari Kurniasih wrote:
>
> Dear sis,
>
> Kalo boleh tau apa sih penyakit TORCH itu.. keturunan ato karena virus??
> sebelumnya makasih ya
>
> Regards
> Andri
>
> 2009/8/31 evrodina alley
>
> >
> > *Halo Semuanya!*
> > *
> > *
> > *Sharing nih, ada yang punya pengalaman dengan penyakit TORCH gak? secara
> > adikku divonis mengidap penyakit ini dan dokter bilang jadi susah punya
> > keturunan.*
> > *
> > *
> > *Mungkin ada yang bisa berbagi dengan pengalamannya, *
> > *Kutunggu yah*
> > *
> > *
> > *Makasih,*
> >
> >
Subject: Re: [f&f] [Share] Preklampsia
To: "L Hanoum"
Thanx ya mba...udah mau sharing. Jadi kuncinya: terus berdoa & keep positive thinking ya...
--------------------------------------------------------------------------------
From: L Hanoum
To: Nuringtyas Budiharjanti
Sent: Mon, November 16, 2009 3:18:49 PM
Subject: Re: [f&f] [Share] Preklampsia
dear tyas, salam kenal juga....
aq ga tau apa tadi udah kekirim ato belum balesan email ini... duh lagi error nih yahoo nya... hehehe nyalahin yahoo emang enak ...
kehamilan kedua aku berusia 35 tahun, trus kehamilan ketiga aku usia 36 tahun, emang sih menurut dokter udah RESTI resiko tinggi usia kehamilan, tapi kepengen punya anak karena ini pernikahan kedua, ingin banget punya keturunan dari suamiku ini... dibela2 in dech:-)
jangan ada perasaan ragu, yakin krn ALLAH, semoga ridho Allah merestui kehamilan ini... gitu dech...
semoga membantu... keep contact yaa
--- On Fri, 11/13/09, Nuringtyas Budiharjanti
From: Nuringtyas Budiharjanti
Subject: Re: [f&f] [Share] Preklampsia
To: "L Hanoum"
Date: Friday, November 13, 2009, 9:58 AM
Mba Hanoum, salam kenal, dari dulu pengen bgt kirim email, baru sekarang sempetnya. Seneng bgt ketemu temen yg senasib. Aku kena preklamsia pd kehamilan anakku yg ke-2 kemarin januari. Usia kandungan 5 bulan, terpaksa direlakan utk operasi caesar krn tekanan darah udah 200. Aku sedih bgt krn udah lama nunggunya (6 thn). Setelah itu aku dirawat 2 minggu krn kejang2 dan ada penggumpalan darah di otak. Efeknya sekarang aku gampang bgt pusing dan gak kuat baca buku tebal2.
Mba, boleh aku nanya gak? Mba usianya brp waktu kehamilan ke-2 dan ke-3? Apakah di usiaku ke-34 sekarang aku masih berani hamil gak ya..? Pengen nambah 1 anak lagi, tapi takut hamilnya kaya kmrn, mana umur udah mendekati 35 lagi..?
Thanx ya mba, kalo mau sharing..
Salam kenal,
Tyas
--------------------------------------------------------------------------------
From: L Hanoum
To: femina-friends@yahoogroups.com
Sent: Sat, October 3, 2009 5:06:38 PM
Subject: Re: [f&f] [Share] Preklampsia
dear moderator please posting my email
thx
saya coba mau berbagi pengalaman yg sama, walopun dokter kandungan bilang akan terulang sekian persen (maap lupa tepatnya) ternyata 3 kali hamil 3 kali ngalami preeklampsia ini.
Kehamilan pertama merupakan mukjizat Allah pada ku, walo sempat pingsan saat mau melahirkan dan dibawa pergi dengan berpakaian putih2 diajak pergi ke Mekkah, Subhanallah. .. indah sekali sekaligus bertalbiyah. Sadar saat mendengar tangisan bayi. Saat itu file kehamilan aku di rumah sakit di lain negara, mau melahirkan di jakarta, tetapi malah melahirkan di ... bangkok! mereka tidak tau riwayat kehamilan yg preeklampsia, sempet dirawat inap RS saat usia kandungan 5 bln an. Temen2 ku yg dokter bilang, wah ini mah mukjizat bisa melahirkan secara normal, walopun kurang bulan dan berat badan bayi kurang.
Kehamilan kedua aku lalai karena bedanya 10 tahun dr yg pertama, terjadi lah, aku harus mengalami darah tinggi dan muntah2, usia kandungan hanya 5,5 bulan dan baru aja pulang dari periksa bulanan dokter kandungan, aku ga bisa tidur dan muntah2 lalu dibw ke RS Mitra Bekasi karena kurang lengkap peralatannya, aku dibawa dengan ambulans ke UGD RS Ciptomangunkusumo, tensi 180 /150 mmhg
selama 3 hari dikasih infus induksi supaya bisa melahirkan cepat, tak lupa dibuat jalan lahir, yg rasanya ga kerasa sakitnya karena pikiran sudah menyerah duluan mengingat bayiku akan dibuang.... rasa sedih mengurangi rasa sakit. di ruang UGD sempat2nya saya juga mengingatkan para ibu yg sedang bermasalah tersebut supaya sabar, karena bayi mereka bisa dilahirkan walopun masing2 punya kendala, tetapi paling tidak masih bisa pulang membawa bayi, sedangkan saya?
Karena belum juga ada tanda2 melahirkan, saya pun semakin giat berdoa memohon ampunan dan kemudahan pada NYA, semoga saya bisa melahirkan secara normal, Tepat bersamaan hari lahir anak pertama saya 5 desember, setelah azan subuh berkumandang, lahirlah putri kami yg cantik berbentuk sempurna, yg saya hanya sempat mengelus pipinya seraya berkata dalam hati : maafkan mama ya nak....
Efek dari kedua hal tersebut saya mempunyai ginjal yg tidak terlalu baik, alhamdulillah ga pernah terasa sakit, tetapi harus tetap waspada. Mata seperti berkabut ada noktah hitam mengikuti gerak mataku, sekarang sudah lumayan tidak menganggu.
Karena ingin punya momongan lagi, saya jalankan kehamilan yang sehat, makan yg benar dan sehat, diuapayakan tanpa stress atau rasa kawatir berlebihan.
sepertinya kuncinya pasrah pada Allah, hidup sehat dan sabar. saya kebanyakan makan rebus2an or serba kukus, kalau perlu tanpa garam sama sekali. sewaktu gadis saya penderita darah rendah, setelah kehamilan darah tinggi menjadi menetap, mau tidak mau pola makan harus berubah, teliti dr apa yg dimakan, kira2 apa yg mencetus adanya darah tinggi tersebut. kalo saya perhatikan saya harus kurangi daging merah (pecinta rendang!)dan garam termasuk juga jeroan (termasuk limpa padang dan goreng kering paru) dan kacang mete + emping. Rajin periksa kehamilan ke dokter, sehingga pas terlihat tensi sudah melambung tinggi cepat diambil tindakan. Kehamilan 8 bulan langsung rawat inap di RS YPK di menteng dan direncanakan operasi caesar keesokan harinya.
Alhamdulillah bayi laki2 kami lahir, walopun tetap berat badan lahir kurang, kami sangat bersyukur diberi kepercayaan Allah memiliki anak lagi. semoga pengalaman ini berguna, amin
--- On Wed, 9/30/09, Miss Looking
From: Miss Looking
Subject: [f&f] [Share] Preklampsia
To: femina-friends@ yahoogroups. com
Date: Wednesday, September 30, 2009, 12:03 AM
Iya aku jg ngalamin bln April lalu....
Di usia kandungan 30 minggu aku "terpaksa" hr melahirkan scr prematur. Krn saat itu tekanan darah aku tinggi skali (mencapai 225/142 pd saat msk UGD).
Unfortunately, mungkin emang blm rezeki aku bwt punya anak, my baby girl meninggal 3 hr stlah dilahirkan.
Efeknya msh aku rasa'in smp skr. Jantung ku terganggu (detak jantung ku cepat bgt) & ginjal ku jg bermasalah (dibilang ada kebocoran gt...).
Aku pernah jd orang yg agk2 hilang memory. Berat badan ku turun drastis smp 10 kg (bener2 dah ky junkies...). Pandangan jg kabur..
Tp dibalik kejadian itu pastinya aku msh bersyukur bhw Tuhan msh kasih kesempatan utk aku hidup.
Moga2 Tuhan msh kasih kesempatan bwt aku utk punya momongan kembali di saat aku sdh lbh siap...AMIN.
VIETHA
--- On Sun, 9/27/09, okky faramita
From: okky faramita
Subject: Bls: [f&f] [Info] Preklampsia
To: femina-friends@ yahoogroups. com
Date: Sunday, September 27, 2009, 9:21 PM
aku jg ngalamin mba.... malah aku sampai kejang2 dan gak sadarkan diri
saat itu jg aku langsung di operasi caesar, anakku lahir dgn berat hny 2.5kg
pas udh sadar pandangan mataku buram dan aku sempet ga ngenalin temen2ku sendiri trus aku selalu nanyain jam (kata orang tuaku org yg mau meninggal selalu nanyain jam..hiiiiiiiii)
mukjizat Allah....... ....syukur alhamdulillah, aku msh diksh kesempatan utk hidup, utk melihat anakku tumbuh =)
cheers
okky faramita
--- Pada Kam, 10/9/09, ivana.oktavia@ yahoo.com
Dari: ivana.oktavia@ yahoo.com
Judul: [f&f] [Info] Preklampsia
Kepada: "Femina"
Tanggal: Kamis, 10 September, 2009, 5:26 PM
Mba,
Pre-eklampsia itu keracunan kehamilan.Aku juga ngalamin,2 kehamilanku begitu semua.Bahkan yg pertama cukup parah,tapi Puji Tuhan,kedua anakku lahir. Sehat2,meski harus dilahirkan caesar.
Cheers,
Ivana
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
--------------------------------------------------------------------------------
From: evrodina alley
Date: Wed, 9 Sep 2009 07:43:42 -0700 (PDT)
To:
Subject: [f&f] [Tanya] Preklampsia
Halo Mbak Tyas,
Preeklampsia itu apa pula ya?
--------------------------------------------------------------------------------
From: Nuringtyas Budiharjanti
To: femina-friends@ yahoogroups. com
Sent: Friday, September 4, 2009 10:49:31 PM
Subject: Re: [f&f] {Share} Pengobatan TORCH
Mba Andina, terus terang aku sampe nangis baca kisah mba. Aku jadi inget bl.januari yll dimana aku harus dg amat sangat terpaksa 'terminate the pregnancy' atau dg kata lain mengugurkan bayiku yg udah berumur 5 bln di kandungan krn aku kena preeklampsia. Tindakan tsb diambil utk menyelamatkan jiwaku.Kasian anakku, harus berkorban utk ibunya. Dia sempat hidup selama 5 menit sblm akhirnya pelan2 menghembuskan nafas terakhirnya (kata dokter yg mengoperasi aku). Bayi perempuan cantik yg sudah lama ditunggu2 (6 thn kita tunggu), hidungnya mancung & berkulit putih. Sampai sekarang aku selalu ingat dg alm.bayiku itu.
Selamat mba, udah menyelamatkan Kinanthi. Semoga aku masih diberi kepercayaan oleh Sang Pemberi Hidup utk menimang bayi lagi.
Salam,
Tyas
--------------------------------------------------------------------------------
From: "buble_iki@yahoo. com"
To: "femina-friends@ yahoogroups. com"
Sent: Friday, September 4, 2009 5:30:17 AM
Subject: RE: [f&f] {Share} Pengobatan TORCH
Mba andina,
Sya sangt terharu sekali dgn pengalaman mba utuk tetap mempertahankan si kecil smpai lahir dgn selamat, mudah2n pengalaman mba dpt mnjadi inspirasi bagi ibu2 yg lain.
Salam sayang utuk KINANTHI
Y A N I
-----Original Message-----
From: and_margie
Sent: 02-09-2009 08.54.08
To: femina-friends@ yahoogroups. com
Subject: [f&f] Re: {Share} Pengobatan TORCH
Saya share pengalaman saya ya
Setelah ketahuan positif hamil, dokter menyarankan saya untuk tes TORCH. sampai 2 kali tes di 2 lab yang berbeda, hasilnya kadar rubella saya tinggi.
saya nggak tahu dari mana asalnya virus itu (saya tidak memelihara hewan), dan dokter bilang bisa dari mana saja karena penularannya lewat udara. dan dokter itu pun langsung memberi saya rekomendasi untuk menggugurkan kandungan.
saya berusaha menutup telinga dari semua komentar dan menutup mata dari semua artikel yang berkata bahwa anak saya akan lahir cacat atau mengalami keterbelakangan mental akibat TORCH.
tapi semua itu tidak saya hiraukan, karena bagi saya, mati dan hidup itu sepenuhnya kuasa Tuhan.
saat itu juga saya mencari dokter kandungan baru, dan oleh teman saya direkomendasikan ke RS Sam Marie di Wijaya, Jaksel.
Saya ditangani dengan sangat baik oleh Dr. Teuku Jacob, bahkan ketika saat itu jumlah virus yang ada semakin besar dan bukan cuma rubella yang sedang menyerang bayi saya, tapi juga CMV (yg termasuk dlm TORCH).
Pertama kali bertemu Dr Jacob, beliau hanya berkata, "saya bukan Tuhan, saya tidak punya kuasa untuk mengambil anakmu.
saya akan berusaha keras untuk membantu kamu, asal kamu juga berjuang."
Menurut beliau, virus TORCH bisa dengan mudah tertular akibat kontak udara dengan penderita. terutama jika kita menumpang kendaraan umum, sering berada di tempat yang banyak orang, penularannya seperti penularan flu.
Beliau memberi saya obat-obatan antivirus dan vitamin dan nasihat yang baik sampai bulan ke-8 kehamilan saya.
memang secara finansial, biaya yang harus saya keluarkan untuk konsultasi, lab, dan obat bisa dibilang mahal. tapi nyawa anak saya tidak terbayar oleh seberapa pun besarnya uang yang saya punya.
Saat itu saya juga mengalami lemah rahim, jamur dalam organ reproduksi, dan beberapa penyakit lain akibat faktor kelelahan yang saya alami selama masa kehamilan. dalam kondisi normal, seharusnya anak saya sudah gugur dengan sendirinya. dan saya sempat berada dalam titik putus asa yang paling kelam, merasa tubuh saya bukanlah "rumah" yang baik untuk jabang bayi.
Karena perjalanan yang sangat jauh yang saya tempuh ke Sam Marie (rumah saya di Bekasi), saya putuskan untuk pamit ke beliau dan pindah ke RS bersalin dekat rumah.
Dokter baru saya juga mendukung saya untuk memertahankan hak hidup anak saya sebaik mungkin. Saya pun sudah memersiapkan mental saya untuk menerima kondisi anak saya apa ada.
Persalinan berlangsung dengan operasi caesar, karena jabang bayinya tidak mau keluar, dan tidak menimbulkan kontraksi atau rasa mulas sedikitpun sampai melebihi tenggat waktu melahirkan (kata orang itu tanda terima kasih anak saya kepada ibunya yang memberinya kesempatan untuk terus hidup, saya amini perkataan itu)
Dan saat ini, beberapa hari yang lalu, anak saya, Kinanthi, genap berusia 2.5 tahun, sehat, normal, ceria, sangat mengerti kondisi mamanya yang tidak bisa menemaninya setiap saat karena harus ikut mencari nafkah, dan ia sudah bergabung di kelas prasekolah bersama teman2 sebayanya.
Pengalaman saya ini telah menampar semua orang yang meragukan kondisi bayi saya, termasuk seorang sanak saudara yang juga seorang pemimpin agama, yang menasihati saya dan suami untuk menggugurkan kandungan saya.
Pelajaran hidup buat saya: manusia boleh berkomentar tentang apa pun juga, tetapi kehidupan dan kematian manusia mutlak adalah urusan Tuhan. percayalah hanya kepada sang Pemberi hidup.
Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah Tuhan
semoga bermanfaat,
Andina
--- In femina-friends@ yahoogroups. com, Andri ari Kurniasih
>
> Dear sis,
>
> Kalo boleh tau apa sih penyakit TORCH itu.. keturunan ato karena virus??
> sebelumnya makasih ya
>
> Regards
> Andri
>
> 2009/8/31 evrodina alley
>
> >
> > *Halo Semuanya!*
> > *
> > *
> > *Sharing nih, ada yang punya pengalaman dengan penyakit TORCH gak? secara
> > adikku divonis mengidap penyakit ini dan dokter bilang jadi susah punya
> > keturunan.*
> > *
> > *
> > *Mungkin ada yang bisa berbagi dengan pengalamannya, *
> > *Kutunggu yah*
> > *
> > *
> > *Makasih,*
> >
> >
Friday, July 31, 2009
Henriette' s thought
onthou 'n vrou het jrag wat mans versorm, Sy kan probleme hanteer, swaar laste dra. Sy is die draer van geluk, liefde en opinies, sy glimlag as sy eintlik wil skree, sing as sy eil huil, huli as sy gelukkig is en lag as sy bang is. sy veg vir dirt waaring sy glo, neem standpunt in teen onreg. soms gee sy haar alles vir almal, en doen haarself te kort. Daar is net een ding veekeerd met haar - st vergeet wat sy erd is!
Tuesday, May 26, 2009
Trying to get a better educations
This morning is unusual morning for me, I have to wake up early to go to bambu apus cipayung area in east jakarta. It was time to take my eldest daughter to be at SMANU MHT, a high school compound that was created by Pemda DKI as planned to be a very good school in the capital of Indonesia.
I can feel the tension arroused in my daughter's. No wonder she was nervous and anxious to be at that school building. She would get several tests to be accepted at that new school. Today is the 1st test day which is physicotest. She never has that kind of test. Then we read the info on the glass window that from 1 to 60 lerners would take interview test. Could it be considered as a test, well it depends on someone, for me I could consider as discussion or chatting session...:)
As I know my daughter capability, I dont have any high expectation. The first aim joining this school was to get to know how good you were at those tests. All I want to make her try as many as opportunities to get to know the whole world then you could choose what ever suit you and you enjoy it.
I could see other kids were also nervous, but I could see also they looked smart and good. Well, it was not my aim to compare to mine, I understand that every kids has unique one. I was glad the test for today was over, lets see for tomorrow, well lets hear what my kid has experienced while she had tests.
I did not know a single thing about this school, how could you trust to a new government institution? too much bearocracy (didnt check this word:-))
My prayers keep going in my heart, asking for forgiveness whatever came across to my mind.
Least but not least, let ALLAH's guidance us whenever we go....
Subscribe to:
Posts (Atom)