Thursday, May 16, 2013

memasak

jelang siang, waktu makan siang, baru aja selesai ngerjaiin bikin sambal dari paprika merah, memakai oven untuk jenis makanan yg seperti yg aku makan di rumah sakit pada waktu aku dirawat tahun lalu. Sederhana sekali makanan tersebut tetapi dari nilai gizi, penampilan dan rasa, anak-anak suka sekali, apa yaa nama makanan tersebut. seperti jenis makaroni skotel tetapi tanpa pasta. bahan-bahannya dicampur semua tanpa menggunakan minyak goreng yakni  bayam jepang yg diseduh air panas, butternut yg dikupas dan diparut, Krim susu, telur, keju, dan daging giling. seperti biasa aku menambahkan bawang goreng, mustard, merica dan garam. Mudah kan?

yah begitu, aku kalau memasak suka engga matching dengan sesama lauk, karena harus ngabisin bahan-bahan (stock) yang ada. takut keju nya jamuran lha, udah terbeli bayam jepang yg mudah busuk etc etc. trus yg aku bikin pada waktu malam hari sambil nunggu suami pulang dari kantor adalah..... sate Padang.... hahaha bener2 engga nyambung antara sayuran skotel dan sate Padang serta kemarin bikin sambal goreng lidah yg bikinnya kebanyakan jadi masih sisa banyak.
karena males bikin lontong, jadi yah cuma sate Padang dan bumbunya sajah plus bawang goreng. ada lontong sisa bbrp waktu lalu tapi cuma ada 2 lonjor.

Sebenernya cape masak kalo beraneka macam masakan, seperti kalau kantor minta disiapkan masakan, mungkin keliatannya engga terlalu ribet, tetapi pada kenyataannya proses pembuatan makanan tersebut terkadang dipersiapkan bbrp minggu sebelumnya. seperti pada saat kegiatan festival gastronomi pada tanggal 28 februari lalu. Berbelanja kebutuhan memasak yg sudah ditentukan kepala perwakilan dilakukan secara bertahap. pada hari minggu, aku lupa tepatnya, 2 minggu sblm hari H nya, kami berbelanja bahan-bahan kering yg masih bisa disimpan dalam waktu lumayan lama bersama dengan arahan ibu kepala perwakilan  di berbagai pusat perbelanjaan. pertama di Makro, lanjut lagi ke home center, itupun menghabiskan waktu dari jam makan siang sampai dengan jam makan malam. Minggu berikutnya kembali pergi berbelanja bersama, walau pun kemudian kami berpisah karena kami melanjutkan berbelanja ke Paloquemao pusat perbelanjaan khusus makanan seperti PD pasar jaya di Jakarta.
Jadi proses pembuatan makanan tuh tidak sederhana yg kita tahu. Belum lagi menghitung kebutuhan berapa banyak yg harus  dibeli, dengan patokan tentunya harus mengetahui jumlah orang yg akan makan hidangan tersebut.. Tentunya pembelian bahan-bahan makanan untuk bazar atau festival makanan tidak bisa disamakan dengan jamuan makan untuk tamu atau kebutuhan rumah tangga pada umumnya. Resiko yang ditanggung adalah kekurangan atau terlalu banyak membeli bahan makanan yg akan dimasak tersebut.
Dalam hal membuat kue atau makanan ringan adalah dua kali lebih membutuhkan ketelitian dan waktu yang tidak sebentar. Misalnya membuat 50 buah martabak, sekurangnya membutuhkan waktu 4 jam. Memulai di waktu dini hari sekitar jam 2 - 3 adalah hal biasa bagi ibu2 agar kue yang dipesan sudah siap di kantor pada pagi hari nya. Bisa dibayangkan apabila ada pemesanan kue-kue sebanyak 50 buah masing-masing untuk 3 atau 4 jenis kue dengan pemberitahuan yang sangat sempit bagi kami untuk mempersiapkannya. Tenaga yang terkuras tersebut tidak sepadan apabila tanpa adanya imbalan secukupnya.....*think - this is a homework for a person who makes decisiĆ³n about how to respect other people´s job*
Dalam hal biaya, karena sekarang terhitung sejal Maret 2013 pembelian bahan makanan harus menggunakan bon pembelian, maka kami tidak terlalu berkutat berapa yg harus disediakan untuk pembelian bahan makanan tersebut sebelum di olah menjadi masakan. Sebagai ibu rumah tangga umumnya tentu kami mempertimbangkan segala biaya yg dikeluarkan dengan maksud penghematan dan kemungkinan ada sisa uang yang dapat digunakan untuk keperluan lain.
Belum lagi apabila berbelanja sudah memasuki jam makan, bisa itu makan siang ataupun saatnya makan malam. Saya paling tidak tahan menahan lapar apabila sudah tibanya perut minta diisi. Alhamdulillah suami mendukung untuk selalu makan tepat waktunya terlebih kalau berbelanja bersama dengan orang lain yang notabene orang tersebut membantu pelaksanaan kegiatan tugas kita tersebut semisal supir, rekan sejawat, teman dan keluarga. Jangan lupa kamu  yang bayar ya mah.... demikian pesan suami saya jika saya bepergian dengan orang lain aka orang kantor.
Nah sebelum ini uang yangkami perolah dengan menggunakan harga satuan menurut kami adalah hal yang wajar karena didalamnya ada komponen-komponen yg harus dikeluarkan layaknya sebuah organisasi. Adanya kegiatan2 ibu-ibu yang memerlukan biaya, adanya tip untuk orang-orang yang membantu kami dalam proses pembuatan makanan tersebut. Mudah-mudahan kami tidak lupa untuk membagi sedikit kepada  sesama dalam hal pendapatan yg kami perolah dibidang masak-memasak ini.

Hal lain mengenai memasak tentunya tidak bisa saya tidak ceritakan teman ´seperjuangan¨´ saya didalam memenuhi permintaan kantor, beliau adalah ibu Ani Heru yang sudah berkecimpung di dunia masak-memasak selama lebih dari 18 tahun. dengan latar belakang seorang perawat dan pekerja kantoran juga aktif berorganisasi seperti HKTI, iwapi dll, Ibu ini sangat piawai memasak apa saja, dari mulai makanan khas indonesia, internasional bahkan masakan kolombia yang beliau pelajari di sebuah hotel ternama selama 2 tahun dan belajar privat langsung dari seorang kolombia asli. Seorang yg sederhana, jujur dan pandai membawakan diri. Boleh dikata saya sangat beruntung dapat berjumpa dan bersama-sama beliau didalam organisasi Dharma Wanita Persatuan KBRI Bogota. Dari beliau lah saya belajar banyak bagaimana memilih bahan makanan yg terkadang berbeda dengan yang di Indonesia, bagaimana menghitung banyaknya pembelian dan masih banyak lagi yg saya pelajari dari beliau selain tips memasak dalam jumlah banyak tetapi tidak mudah rusak makanan tersebut. Belum pernah saya jumpai orang yang sangat mencintai keluarga dan berdedikasi penuh kepada kantor tempat suaminya bekerja ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan beliau kesehatan dan kesabaran dalam kehidupan dunia ini. Aamiin... *tidak boleh rasis dan sara ya maunya sih nyebutin oknum2 tertentu, hahaha*

No comments:

Post a Comment